Sunday, March 6, 2011

The Earth System : Temperature Regulation

Ada satu hal terpenting yang hanya dimiliki bumi dan tidak dimiliki planet lain di tata surya kita ini, yaitu iklim. Ahli astronomi maupun ahli geologi berpendapat bahwa jarak antara bumi dan matahari sangat pas sehingga memungkinkan temperatur permukaan bumi tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, sebuah rata-rata temperatur yang layak untuk kehidupan bertahan dan berevolusi. Memang benar posisi bumi di tata surya ini sangat strategis sehingga memungkinkan bentuk kehidupan muncul dan berkembang, namun demikian ada hal-hal lainnya yang mempengaruhi iklim di bumi hingga kehidupan dan peradaban bisa terus berkembang hingga kini.

Manusia pada dasarnya sangat beruntung bisa mencapai peradaban seperti sekarang ini karena sejak sekitar 10.000 S.M sampai saat ini, bumi sedang melewati masa yang disebut Interglacial Period,dimana ditandai dengan rata-rata temperatur permukaan bumi dan iklim yang stabil dan tidak ekstrem, hingga memungkinkan pertanian dan peradaban kota terus berkembang seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Kestabilan temperatur ini tidak terjadi sebelum 10.000 S.M dimana temperatur bumi sangat tidak pasti dan bisa berubah dengan ekstrim dalam waktu yang relatif singkat. Jika kalian suka menonton film kartun, mungkin anda tahu film kartun Ice Age. Masa Ice Age atau jaman es itu adalah contoh dimana ketika bumi melewati masa temperatur ekstrim yang tidak memungkinkan peradaban berkembang. Karena itulah peradaban manusi baru berkembang setelah jaman es berakhir dan temperatur bumi cukup hangat untuk memulai pertanian.

Selain keberuntungan tersebut diatas, bumi kita ini memiliki sistem kinerja untuk mengatur iklim dan temperatur permukaannya. Sistem ini dikenal dengan sebutan Temperature Regulation. Mungkin anda sering mendengar kata Greenhouse Gases atau gas rumah kaca. Ya benar, itu adalah hal yang sedang marak-maraknya dibahas dan menjadi perhatian publik sedunia karena dianggap sebagai penyebab utama pemanasan global. Namun demikian, tanpa gas-gas rumah kaca ini kita tidak akan bisa menikmati kehidupan kita yang sekarang. Gas rumah kaca, yang sebagian besar terdiri dari uap air, karbondioksida, dan metana, telah membuat kita bertahan hidup di bumi ini melalui sistem yang sering kita dengar sebagai ”Efek Rumah Kaca”. Bagaimana cara kerja sistem ini? Untuk mempermudah pengertian, saya telah menyiapkan sebuah gambar dibawah.




Terlihat dalam gambar diatas, matahari memberikan panas kepada bumi kita lewat radiasi sinarnya, dan permukaan bumi memantulkan kembali sebagian panas yang diterima. Setelah dipantulkan kembali ke atmosfer, gas-gas rumah kaca yang menyelimuti bumi ini menahan atau memerangkap sebagian dari panas tersebut dan memantulkan nya kembali ke permukaan bumi. Permukaan bumi lalu akan memantulkan kembali panas tersebut dan proses ini terus terjadi berulang-ulang hingga panas tetap berada di antara atmosfer dan permukaan bumi. Inilah yang disebut dengan efek rumah kaca, yang menjaga bumi tetap hangat. Tanpa kehadiran gas rumah kaca, temperatur rata-rata permukaan bumi akan jauh lebih dingin, mungkin sekitar -20 sampai -400 C. Namun demikian, keberadaan sistem efek rumah kaca ini bisa berakibat fatal seperti yang sekarang mulai terjadi. Kita akan membahas mengenai ini di topik Global Warming.

Hal terakhir yang ingin saya bahas adalah kehadiran lapisan ozone di stratosfer atau atmosfer bagian atas yang menyelimuti bumi. Lapisan ozone sangat penting karena fungsi nya adalah untuk memantulkan kembali radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang sangat berbahaya untuk kehidupan di bumi. Ada banyak efek yang akan muncul apabila radiasi ultraviolet sampai ke permukaan bumi, seperti menyebabkan kanker kulit dan katarak pada manusia dan makhluk lain. Namun yang lebih penting, radiasi ultraviolet ini dapat membunuh phytoplankton yang berada di laut yang merupakan dasar dari rantai makanan kehidupan laut. Kemusnahan phytoplankton tersebut akan mengakibatkan kehancuran rantai makanan dan ekosistem laut. Selain sebagai sumber dasar makanan di ekosistem laut, phytoplankton juga berfungsi untuk menjaga kestabilan temperatur bumi dengan menyerap karbondioksida di udara melalui proses fotosintesis. Tanpa adanya phytoplankton, maka akan ada lebih banyak karbondioksida di udara, dan sesuai dengan teori efek rumah kaca, akan ada lebih banyak panas yang terperangkap di bumi dan membuat temperatur permukaan bumi naik. Kita akan membahas tentang kenaikan temperatur ini di topik Global Warming nanti. Terlebih lagi, di topik-topik selanjutnya kita juga akan membahas bagaimana kehancuran ekosistem laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di seluruh bumi ini.

Setelah membaca penjelasan diatas, kita sekarang bisa mengerti bahwa temperatur di bumi tidak ditentukan oleh jarak antara bumi dan matahari saja, tapi dengan sistem regulasi temperatur yang dimiliki bumi sejak puluhan (mungkin ratusan) juta tahun yang lalu. Di topik-topik berikutnya kita akan melihat bagaimana terdapat banyak sekali masalah lingkungan yang berdampak pada ketidakstabilan temperatur bumi yang dapat membahayakan kehidupan didalamnya. 


Cheers,

Bondi


Tuesday, March 1, 2011

Environment for All

Sejak sekitar 5000 tahun yang lalu, manusia memulai peradaban sejarah pertama yang terus berkembang hingga saat ini. Banyak sumber yang menyebutkan bahwa peradaban sejarah manusia dimulai dengan penemuan tulisan sebagai bukti sejarah dan awal mula perkembangan ilmu pengetahuan. Namun demikian, pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah ilmu manipulasi. Ilmu untuk memanipulasi segala sesuatu untuk mencapai target yang diinginkan. Oleh karena pengertian ini, ilmuan percaya bahwa titik dimulai nya peradaban manusia jauh melebihi waktu dimana manusia menemukan tulisan. Banyak ilmuan berdebat bahwa titik awal dimulainya peradaban manusia adalah ketika manusia menemukan cara membuat api, karena pada saat itulah manusia menunjukan kemampuannya dalam berpikir untuk memanipulasi alam untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Tentu saja, ini bukan fakta yang sudah terbukti kebenarannya melainkan hanya sebuah asumsi karena tidak ada yang tahu persis apa yang terjadi saat itu, atau bahkan apa yang terjadi jauh sebelum saat itu.

Peradaban manusia terus berkembang hingga saat ini. Peradaban manusia yang semakin lama semakin maju karena kemampuan manipulasi manusia yang semakin berkembang, dengan sangat disayangkan, telah mempengaruhi keseimbangan sistem di bumi ini, perlahan namun signifikan. Dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, banyak sekali media (termasuk institusi-institusi) yang mulai mengangkat dan membahas soal perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia. Kantor-kantor surat kabar dan televisi mulai memberitakan tentang bencana alam di seluruh dunia, negara-negara mengadakan World Summit untuk membahas masalah lingkungan, dan seterusnya. Banyak orang yang tidak peduli tentang hal ini, banyak juga orang yang mulai peduli tentang apa yang terjadi di lingkungan tempat peradaban manusia ini berlangsung. Mungkin kita sering mendengar tentang masalah seperti global warming, kemarau berkepanjangan, banjir, dst. Atau mungkin banyak media dan institusi, atau mungkin individual, yang mengajak kita untuk "GO GREEN", naik sepeda, beli eco-bag, matikan lampu dan TV kalo tidak dipakai, beli sayuran organik, daur ulang sampah yang dihasilkan, dst. Namun apakah kita mengerti betul apa yang membuat kita sering mendengar hal-hal tersebut? Apa yang terjadi di bumi ini hingga isu seperti global warming menjadi pusat perhatian dalam beberapa tahun ini? Apa yang membuat orang-orang menyuarakan untuk "GO GREEN" dan apa yang akan terjadi jika semua manusia melakukan "GO GREEN"? 

Dalam blog ini, saya akan berusaha membahas hal tersebut, dengan penjelasan dan contoh yang mudah dimengerti untuk orang-orang yang tidak familiar tentang masalah ini. Saya sendiri bukan seorang ahli di bidang ini. Saat ini saya masih dalam tahap belajar. Saya hanya ingin berbagi ilmu yang saya pelajari dengan teman-teman lain yang tertarik tentang masalah-masalah lingkungan, namun tidak tertarik untuk membaca buku setebal 400 halaman atau mungkin lebih tentang bagaimana peradaban manusia mempengaruhi rumah manusia sendiri. Blog ini bertujuan untuk membangun apa yang dinamakan "environmental literacy" dan "environmental awareness" diantara kita. Pada awal blog ini saya akan membahas tentang beberapa konsep dasar penting yang saya rasa perlu  diketahui dan dimengerti untuk lebih mudah mengerti masalah-masalah yang akan dibahas lebih lanjut. Konsep-konsep dasar itu meliputi  Earth system, ecosystem, population, ecological foot-print, Environmental worldview, positive feedback loop, irreversible tipping point, sustainable development, dsb. Selanjutnya, saya akan membahas lebih mendetail satu per satu tentang masalah-masalah lingkungan seperti Global Warming dan Climate Change, Pollution, water management, waste management, biodiversity, deforestation, dst, dan bagaimana peradaban manusia, terutama di dunia industri dan ekonomi, sangat berpengaruh.  Teknologi, kebijakan, dan sistem yang telah dikembangkan sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut juga akan dibahas dalam blog ini.

Seperti yang telah saya sebutkan disebelumnya, saya masih dalam tahap belajar. Dalam blog ini pun saya akan banyak menuliskan opini saya pribadi, maka dari itu saya juga sangat terbuka bagi anda yang ingin mengkritik dan memberi masukan tentang apa yang saya tulis, karena mungkin saja apa yang saya tulis itu salah atau tidak sependapat dengan pemikiran teman-teman sekalian. Saya akan berusaha untuk memberikan bahan bacaan lebih lanjut bagi teman-teman sekalian tertarik tentang satu masalah dan ingin mempelajari nya lebih dalam, atau mungkin ingin membahasnya lebih lanjut dengan saya. 
Saya juga ingin mohon kerjasama dari teman-teman sekalian, bila teman-teman tertarik untuk membaca terus dan menerima update blog ini, silakan mem follow blog ini, atau teman-teman bisa beri tahu saya via facebook (Randy Remigius) atau email (randyremigius@gmail.com) dan saya akan terus menginformasikan teman-teman jika blog ini telah di update. Akhir kata, saya ingin mengucapkan banyak terimakasih atas waktu teman-teman dan saya sangat mengharapkan dukungan dari kalian semua supaya blog ini bisa terus di update (ngga mati di tenga jalan). Sekian dan terimakasih. 

Hanya untuk sekadar promosi, apa yang saya lakukan ini terinspirasi dari teman saya yang sudah lebih awal membuat blog semacam ini. Namun, dalam blog nya, http://econ-for-all.blogspot.com, dia tidak membahas tentang lingkungan hidup, melainkan ekonomi. Jadi bila anda cukup tertarik untuk membaca tentang ekonomi yang ditulis sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh orang umum, silakan langsung klik link diatas. 

Cheers,

Bondi